Surat untuk Kembali

Hai, sudah berapa lama aku tidak menulis lagi? Kalau mengingatnya rasanya seperti mau mati saja. Blog ini berisikan tentang hidup, dan sudah lama sekali kubiarkan mati.

Ada beberapa alasan untukku berhenti menulis. Ah, kalau pikirmu aku hanya mencari-cari alasan, kau mungkin benar. Karena aku cuma pengecut yg tidak berani mengambil risiko yg paling berat.

Alasan pertama, aku kehilangan hasrat. Kau mungkin keheranan dan ingin segera memukul kepalaku. Bagaimana mungkin aku kehilangan hasrat untuk menulis? Tapi itulah yg terjadi.

Alasan kedua, aku tidak punya sesiapa pun. Ah bukan, bukannya aku tak punya. Aku hanya dibutakan bahwa sebenarnya apa yg kuinginkan bukan menulis. Dan aku menutup mata bahwa sebenarnya masih ada kok yg menunggu tulisanku.

Dan titik baliknya adalah malam sebelum aku pulang ke Surabaya. Seorang teman kecilku, bukan benar-benar kecil tetapi terpaut dua tahun denganku, bertanya kenapa kok tidak menulis lagi. Dan aku bernostalgia pada saat membicarakan tulis menulis dengannya.

Lalu aku jujur pada diriku sendiri. Sejujurnya aku rindu. Aku ingin meminta maaf. Aku rindu menuliskan konsep cerita erenjad. Aku rindu lembur naskah cerpen untuk lomba, aku rindu kebingungan menjawab soal cerbul, aku rindu. Serindu itu hingga menyesakkan dada.

Dan aku mencoba menuliskannya. Dengan kosa kata dan struktur kalimat yg berantakan. Aku mencoba untuk kembali.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer