Buranko

Daizi berayun, tak menentu, kadang ke depan lalu kebelakang. Lupakan soal gerak harmonis dan juga getaran. Tak banyak yang tahu Daizi punya kegemaran berayun pada ayunannya di taman yang bermandikan bulan purnama. 

Kali itu umur Daizi 19 tahun

Air mata Daizi sudah mengalir sedari tadi. Dia tak lagi melihat ada orang di belakangnya yang mendorong ayunannya dan tertawa bersamanya. Dia tak lagi melihat sosok dewasa yang mendorongnya ketika dia goyah, seperti malam di bawah purnama terang ini.

Lalu Daizi berhenti berayun pada ayunannya. Dia melihat ke ayunan di sebelahnya. Kehampaan menyelimutinya. Itu adalah tempat di mana seorang perempuan yang selalu menyelimutinya ketika udara menjadi dingin. perempuan yang sudah lama memperjuangkan Daizi.

Lalu apakah Daizi hanya kehilangan kedua orang itu?

Daizi berpikir kembali sambil menggoyangkan ayunannya pelan. Rupanya tidak, Daizi mengalami kehilangan yang lebih pedih. Daizi tengah kehilangan dirinya. Daizi teringat kegemarannya membaca buku sampai pagi hari. Daizi juga mengingat betapa dia sangat suka menonton televisi di minggu pagi. dan betapa Daizi sangat membenci hari minggu ketika senja sudah mencapai ufuknya. 

Daizi mengingat Daizi yang dulu

Lalu Daizi menangis lebih deras lagi. dia menghentikan ayunanya dan memeluk rantai di sebelah kirinya. Penyesalan yang mendalam tengah menyelimutinya dengan kurang tenang. Daizi merasa hal yang telah dijalaninya telah menjauhkannya dari kedamaian. Daizi telah membuang mimpinya satu-satu. Menutup pintu hatinya satu-satu. Lalu Daizi lebur dalam penyesalan satu demi satu.

Tapi lalu apa? penyesalan Daizi tidak merubah apa pun. dia masih tetap sama. Dan saat melihat langit, dia melihat purnama dan bintang jadi satu. Lalu Daizi menghapus air matanya. Dia bertekad menjadi dirinya yang dulu. 

Dan Daizi mulai berayun.

Hinga suatu ketika Daizi lelah berayun, dan tepat di ayunan sebelahnya, Daizi meihat dirinya yang dulu. dirinya yang bahagia. Dirinya yang dulu itu lalu turun dari ayunan dan memeluknya. 

Pada akhirnya Daizi kembali pada dirinya di masa lalu. dirinya yang dulu. setalah ayunan panjang yang lama. Dan Daizi lalu menggandeng dirinya yang dulu itu untk mencari ayah dan ibunya

Surabaya, 7 Desember 2014, Do As Infinity - Buranko


Komentar

Postingan Populer