Aku Tak Pernah Bisa Berhenti untuk Pulang
Aku tak bisa berhenti
Aku
tak pernah bisa berhenti mengingat apa saja yang kumimpikan semalam. Juga
beberapa malam-malam sebelumnya. Sejujurnya aku susah mengingat mimpi-mimpi
yang berjalan dengan pelan-pelan di dalam tidurku. Mungkin ada beberapa mimpi
yang kuingat pada awalnya tapi sekarang telah lalu dari ingatan.
Dan
kusadari itu kamu...
Karena
sejak kamu menggenggam telapakku. Sejak aku mulai sadar bahwa kamu sangat
menggemaskan ketika malu-malu. Aku tak mau lagi peduli dengan mimpi. Ketika aku
akhirnya sadar bahwa bersamamu di kenyataan adalah satu-satunya mimpiku yang
berbuah menjadi nyata. Ketika aku akhirnya sadar aku telah pulang ke rumah di
mana aku paling disayang.
Aku
tak pernah bisa berhenti
Saat
kulihat rumah yang sarat dengan kita itu dipenuhi ilalang. Pekarangannya ditumbuhi
rerumputan tinggi yang entah sejak kapan tumbuhnya. Kerak-kerak bermunculan di
dinding-dinding. Pintu dan jendelanya lapuk. Ada bekas dobrakan di sana. Ada bekas
sakit yang menyusun hawa muram yang tak biasa di rumah yang sarat oleh kita
ini.
Aku
berhenti, untuk kecewa.
Namun,
kemudian kamu keluar dan memelukku yang baru saja pulang dengan mulut
ternganga. Aku tak pernah bisa berhenti mengkhawatirkan kita, lebih-lebih rumah
yang sarat dengan kita ini. Lalu aku berhenti untuk kecewa dan mulai
membersihkan pekarangannya.
Aku
tak pernah bisa berhenti.
Teh
tanpa gula yang kau buatkan untukku itu mengalir menyegarkan kerongkonganku. Aku
punya kecenderungan untuk terkena diabetes dari nenekku. Tapi teh itu menjadi
manis walau tanpa gula sekalipun. Karena meminumnya denganmu di rumah ini. Menambahkan
manis kepada seluruh dunia yang kulihat. Dan aku tak pernah bisa berhenti untuk
suka padamu.
Apalagi
senyummu, Oh Tuhan, aku tak bisa lagi berkata-kata saat kamu memandangiku
dengan malu-malu pada sebuah siang yang dingin di hadapan Doraemon. Aku tak
pernah bisa berheni berdiksi. Namun senyummu pun cukup kuat untuk membuatku
kehabisan kata-kata.
Aku
tak pernah bisa berhenti. Aku tak pernah bisa berhenti menyayangimu. Aku sayang
kamu, Bintang.
***
#SSWTA :" |
Kasmaran ini salah satu yang membunuhku... hhh
Surabaya, 26 November 2014, Rudess - The Road Home album
Komentar
Posting Komentar